Selasa, 04 Oktober 2016

CONTOH MAKALAH TANAH LONGSOR



SMA NEGERI 2 NGABANG
Kelompok : 5
Judul Makalah : Tanah Longsor
Anggota : 1. ARDINA PARO
                        2. GREGORIUS REGO
                        3. PRANSISKA SISKA
                        4. PANSIGAR
                        5. SURYA PRAYOGA
KELAS : X3




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpahan rahmat serta karunianya sehingga Tugas makalah Pendidikan Lingkungan Hidup ini dapat terselesaikan.

Makalah ini di susun berdasarkan tugas yang di berikan kepada kelompok kami,yaitu tentang bencana tanah longsor,makalah ini berisikan tentang definisi tanah longsor ,proses terjadinya tanah longsor,penyebab terjadinya tanah longsor dan cara mengatasi / penanggulangan tanah longsor

Makalh ini di susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang kelompok kami terima,maka untuk menyelesaikan tugas ini,kelompok kami harus benar-benar dalam mengerjakan nya.

Penyusun sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna.oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini, untuk itu secara khusus kami selaku tim penyusun menyampaikan terima kasih,semoga makalah ini bermanfaat bagi kitta semua.amin.


Daftar Isi
Kata Pengantar : 1
Daftar Isi ; 2
BAB I PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang : 3
2.   Rumusan Masalah : 3
3.   Tujuan Penelitian : 3
4.   Metode Penelitian : 4

BAB II LANDASAN TEORI
A.  Definisi Tanah Longsor : 5
B.  Jenis-Jenis Tanah Longsor :6
C.  Proses Terjadinya Tanah Longsor : 7
D.  Penyebab Terjadinya Tanah Longsor :7
E.  Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor : 8
F.   Pencegahan Terjadinya Tanah Longsor : 8
G.  Hal-Hal Yang Dilakukan Selama Dan Sesudah Terjadinya Bencana : 9

BAB III METODOLOGI
A.  Sebeluum Bencana Alam Tanah Longsr Terjadi : 10
B.  Ketika Bencana Alam Tanah Longsor Terjadi : 10
C. Setelah Bencana Alam Tanah Longsoe Terjadi : 11
D. Metode Mapping Analisis : 11
BAB IV
Tipe/Jenis Tanah Longsor (Varnes, 1978) : 14

BAB V PENUTUP
A.  Kesimpulan : 18
B.  Saran : 18

DAFTAR PUSTAKA : 20


BAB 1
PENDAHULUAN
1.. Latar Belakang

Bencana tanah longsor kerap terjadi di negeri ini, akhir-akhir ini banyak media melaporkan tentang kejadian tanah longsor yang bukan hanya merusak fisik dan bangunan, namun sampai merengutnya masyarakat. Kenapa hal itu bisa terjadi berulang-ulang, yah bukan saja merupakan sebuah musibah namun tak kurang warga yang bermukim di tempat-tempat rawan longsor. Pemerintah selalu menghimbau  kepada  masyarakat  untuk  selalu  waspada  akan  terjadinya  bencana  alam, baik itu longsor, banjir, gunung meletus, dan gempa bumi bahkan pemerintah pun mengintruksikan kepada pihak – pihak yang terkait seperti Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana  (Satkorlak PB) agar lebih  meningkatkan  kewaspadaan  dan  antisipasi  terhadap  bencana  tanah  longsor, serta peran penting masyarakat yang tanggap dengan bencana longsor pada titik-titik rawa longsor. 


2.  Rumusan Masalah

Dilihat dari materi diatas maka makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Longsor?
2. Apa Penyebab terjadinya Longsor?
3. Bagai Mana Tanda-tanda akan terjadinya Longsor?
4. Bagaimana Akibat dari bencana longsor?
5. Bagaimana cara menaggulangi bencana Longsor?
6. Bagaimana Cara untuk mencegah terjadinya korban longsor?

     3. Tujuan Penelitian 

1. untuk mengetahui pengertian dari longsor
2. untuk mengetahui apa penyebab terjadinya longsor 
3. untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda akan terjadinya longsor
4. untuk mengetahui cara menanggulangi dann mencegah longsor
5. untuk sekedar berbagi pengetahuan tentang bencana longsor


4    Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini di harapkan :
1.  Masyarakat lebih memahami dan mengerti akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan hidup .
2.   Masyarakat akan mengetahui tentang dampak/aibat yang di timbulkan apabila tidak menjag lingkungan hidup dengan baik .


BAB II
LANDASAN TEORI

A.       Definisi Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
  • Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
  • Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
  • Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
  • Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
  • Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
  • Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju







B.       Jenis-jenis tanah longsor
           Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsor translasi, longsor rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Di indonesia jenis longsor yang paling sering terjadi adalah longsor translasi dan longsor rotasi. Sementara itu, jenis tanah longsor yang paling banyak memakan korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.
     1. Longsor Translasi
Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

2. Longsor Rotasi
Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga longsor translasi blok batu.



4. Runtuhan Batu     
Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung, terutama di daerah pantai.

5.  Rayapan Tanah
Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak dapat dikenal. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.




6.  Aliran Bahan Rombakan
Longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatan bergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air dan jenis materialnya.


C.           Proses Terjadinya Tanah Longsor
Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluarlereng.

D.           Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

          Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alami dan manusia:

1.   Faktor alam

           
Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a. Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan
    batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan
    gunung_api.
b. Iklim: curah hujan yang tinggi.
c. Keadaan topografi: lereng yang curam.

d. Keadaan tata air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.
2.Faktor manusia
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
   masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
   sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.


E. Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor

• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
• Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
.


F.   Pencegahan Terjadinya Bencana Alam Tanah Longsor
Ø  Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman
Ø  Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun
permukiman
Ø  Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan
Ø  Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
Ø  Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
Ø  Jangan menebang pohon di lereng (gb. kiri)
Ø  Jangan membangun rumah di bawah tebing






G.  Hal – Hal Yang di Lakukan Selama dan sesudah Terjadi Bencana

1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.


BAB III
METODOLOGI
Bencana alam tanah longsor biasanya terjadi ketika musim penghujan. Kapan terjadinya bencana alam tanah longsor ini hampir bisa dipastikan kapan dan tempatnya di kawasan perbukitan terjal dengan ketebalan lapisan tanah yang tebal. Kawasan-kawasan perbukitan terjal yang sudah gundul karena penebangan pohon merupakan salah indikasi kawasan yang rawan bencana alam tanah longsor. Dalam upaya pengurangan resiko bencana alam tanah longsor, berikut ini ada beberapa metode dan hal yang harus dilakukan sebelum, ketika, dan sesudah bencana alam tanah longsor terjadi.
A. Sebelum Bencana Alam Tanah Longsor Terjadi
Sebelum bencana alam tanah longsor terjadi, lakukanlah hal-hal berikut ini:
1.     Hindari membangun rumah, perkantoran, pabrik, dll di kawasan yang memiliki kemiringan lereng terjal.
2.     Rencanakan sarana komunikasi dengan sesama anggota keluarga baik itu menyedian HP, WT, HT dan saranan komunikasi lainnya.
3.     Tentukan tempat yang aman untuk berkumpul apabila bencana alam tanah longsor terjadi.
4.     Siapkan perlengkapan darurat dalam Tas Siaga Bencana.
5.     Melakukan Town Watching atau berkeliling tempat anda tinggal dan mengamati kawasan-kawasan yang berbahaya dan kawasan-kawasan yang aman apabilan bencana alam tanah longsor terjadi.
6.     Perkuat tebing di kawasan anda tinggal dengan retaining wall atau metode penguatan tebing lainnya.
B. Ketika Bencana Alam Tanah Longsor Terjadi
Apabila anda sudah melakukan beberapa tips di atas dan bencana alam tanah longsor tidak dapat dihindari, maka ketika terjadi bencana alam tanah longsor, lakukan hal-hal berikut ini:
1.     Ketika musim penghujan tiba, tetaplah terjaga karena banyak korban tanah longsor yang terjadi pada malam hari karena mereka tertidur. Usahakan membuat jadwal piket selama musim penghujan.
2.     Dengarkan informasi terkini dari radio, jadi bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan longsor harus memiliki radio baterai.
3.     Segera menuju ke tempat evakuasi yang telah anda rencanakan sebelumnya
C. Setelah Bencana Alam Tanah Longsor Terjadi
Berikut ini hal-hal yang harus anda lakukan:
1.     Tetap menjauh dari kawasan bekas tanah longsor.
2.     Mendengarkan informasi melalui radio untuk mendapat kondisi terkini tentang kejadian bencana alam tanah longsor yang melanda kawasan anda.
3.     Lakukan pertolongan kepada orang lain yang menjadi korban bencana alam tanah longsor.
4.     Apabila anda melihat kawasan-kawasan yang rusak parah seperti jalan dan jembatan yang putus, segera laporkan kepada pihak yang berwenang. Informasi anda sangat bermanfaat dalam tindakan penyaluran bantuan dan pihak terkait bisa memikirkan jalur alternatif.

E.        Metode Mapping Analisis
Kita bisa menggunakan Ilmu mapping untuk mengatasi masalah ini, kita akan menggunakan bantuan citra satelit untuk melakukan proses evakuasi. Tahapanya dijelaskan sebagai berikut :
1. Dapatkan infromasi tentang jam bencana tanah longsor ini terjadi. Jika terjadinya pada waktu malam hari maka metode ini akan sangat membantu. Jika terjadi bencana pada waktu malam hari kemungkinan besar semua penduduk sedang berada di dalam rumah sehingga akan lebih mudah diprediksi

2. Melakukan survey cepat dengan datang ke lokasi bencana dengan membawa GPS. Ambil koordinat titik titik tertentu sebagai bahan analisis, misalnya titik bagian pinggir pinggir lokasi dan titik tengah lokasi jika memungkinkan.




3. Kemudian kita input koordinat yang telah diambil dan kita lakukan analisis dengan menggunakan citra satelit. Perhatikan gambar berikut !


Titik bulat berwarna kuning adalah koordinat yang kita dapatkan di lapangan, hanya berfungsi untuk mencari tahu lokasi bencana di citra satelit. Kemudian mulai dilakukan analisis singkat persebaran korban. Kita tidak akan mencari korban di titik A dan titik B karena lokasi tersebut adalah tanah kosong. Kita akan mencari korban di sekitar titik D, titik C dan titik E karena lokasi tersebut adalah perumahan padat yang memungkinkan terdapat banyak orang disana. Dengan pergerakan longsoran tanah yang sangat cepat kemungkinan besar korban tidak bergerak dari rumah terlalu jauh.

4. Kita lacak koordinat titik lokasi yang akan kita gali menggunakan software, kemudian kita input ke dalam GPS. Tidak lupa kita cetak citra satelit tersebut untuk mempermudah pencarian. Selanjutnya adalah melakukan pencarian menggunakan GPS dan peta Citra tersebut. Dengan ketelitian GPS navigasi yang mencapai 5-10 meter saya rasa sudah cukup untuk digunakan dalam situasi mendesak seperti ini.

Asalkan ada sebuah laptop dengan sambungan internet yang bagus. Analisis ini bisa diselesaikan tidak lebih dari 1 jam, sudah termasuk input data GPS, menentukan lokasi pencarian hingga input data koordinat pada GPS. Kita bisa memanfaatkan Citra satelit yang disediakan di secara gratis di Internet. Dengan cara seperti ini kita bisa mencari korban dengan lebih efisien. Jika pada lokasi yang kita perkirakan korban tidak ditemukan baru dilakukan pencarian di lokasi yang lain.

Pengembangan :
Bisa juga kita lakukan metode pelacakan "per rumah". Kita cari satu persatu Koordinat rumahnya kemudian kita gali lokasi perkiraan tersebut. Hal ini dilakukan jika bencana terjadi di pemukiman jarang penduduk yang mungkin jarak antar satu rumah dengan rumah lain berjauhan

Catatan : Metode ini hanya berlaku jika lokasi tersebut tertimbun oleh tanah yang longsor dari tempat lain, seperti bukit, gunung dan tebing di sekitarnya dan tidak berlaku jika lokasi tersebut menjadi objek longsoran sehingga lokasi tersebut hanyut dan berpindah menuju tempat lain.






BAB IV
Istilah "Tanah Longsor" atau "Landslide", seperti yang didefinisikan oleh Cruden (1991) adalah gerakan massa batuan, puing-puing atau tanah yang menuruni sebuah lereng. Varnes (1978) mendefinisikan tanah longsor sebagai gerakan material ke bawah dan ke luar dari sebuah lereng di bawah pengaruh gravitasi. Brunsden (1984) lebih memilih istilah gerakan massa dan Dikau dkk (1996) mendefinisikan sebagai perpindahan massa pada suatu proses yang tidak memerlukan media transportasi seperti air, udara atau es. Fenomena tanah longsor tidak hanya sebatas "tanah" dan "longsor". Penggunaan kata "tanah longsor" memiliki makna yang jauh lebih luas.
A.  Tipe / Jenis Tanah Longsor (Varnes, 1978)
Berbagai jenis tanah longsor dapat dibedakan dari jenis material longsoran. Sistem klasifikasi lainnya menggabungkan variabel tambahan, seperti tingkat gerakan dan air, udara, atau konten es.

Meskipun longsor pada umumnya terjadi di daerah pegunungan, longsor dapat juga terjadi di daerah-daerah berelief rendah. Di daerah ini, longsor terjadi karena faktor cut and fill, sebagai contoh; penggalian jalan dan bangunan, tebing sungai, runtuhnya tumpukan galian tambang (terutama tambang batubara), dan berbagai kegagalan lereng lainnya terkait dengan pertambangan khususnya tambang terbuka.

1. SLIDE: terdiri dari Rotational Slide, Translational Slide dan Block Slide.
  • Rotational Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung ke atas, dan pergerakan longsornya secara umum berputar pada satu sumbu yang sejajar dengan permukaan tanah.
  • Translational Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata dengan sedikit rotasi atau miring ke belakang.
  • Block Slide adalah pergerakan batuan yang hampir sama dengan Translational Slide, tetapi massa yang bergerak terdiri dari blok-blok yang koheren.

2. FALL: adalah gerakan secara tiba-tiba dari bongkahan batu yang jatuh dari lereng yang curam atau tebing. Pemisahan terjadi di sepanjang kekar dan perlapisan batuan. Gerakan ini dicirikan dengan terjun bebas, mental dan menggelinding. Sangat dipengaruhi oleh gravitasi, pelapukan mekanik, dan keberadaan air pada batuan.

3. TOPPLES: gerakan ini dicirikan dengan robohnya unit batuan dengan cara berputar kedepan pada satu titik sumbu (bagian dari unit batuan yang lebih rendah) yang disebabkan oleh gravitasi dan kandungan air pada rekahan batuan.

4. FLOWS: gerakan ini terdiri dari 5 ketegori yang mendasar.
  • Debris Flow adalah bentuk gerakan massa yang cepat di mana campuran tanah yang gembur, batu, bahan organik, udara, dan air bergerak seperti bubur yang mengalir pada suatu lereng. Debris flow biasanya disebabkan oleh aliran permukaan air yang intens, karena hujan lebat atau pencairan salju yang cepat, yang mengikis dan memobilisasi tanah gembur atau batuan pada lereng yang curam.
  • Debris Avalance adalah longsoran es pada lereng yang terjal. Jenis ini adalah merupakan jenis aliran debris yang pergerakannya terjadi sangat cepat.
  • Earthflow berbentuk seperti "jam pasir". Pergerakan memanjang dari material halus atau batuan yang mengandung mineral lempung di lereng moderat dan dalam kondisi jenuh air, membentuk mangkuk atau suatu depresi di bagian atasnya.
  • Mudflow adalah sebuah luapan lumpur (hampir sama seperti Earthflow) terdiri dari bahan yang cukup basah, mengalir cepat dan terdiri dari setidaknya 50% pasir, lanau, dan partikel berukuran tanah liat.
  • Creep adalah perpindahn tanah atau batuan pada suatu lereng secara lambat dan stabil. Gerakan ini disebabkan oleh shear stress, pada umumnya terdiri dari 3 jenis:
    • Seasonal, di mana gerakan berada dalam kedalaman tanah, dipengaruhi oleh perubahan kelembaban dan suhu tanah yang terjadi secara musiman.
    • Continuous, di mana shear stress terjadi secara terus menerus melebihi ketahanan material longsoran.
    • Progressive, di mana lereng mencapai titik failur untuk menghasilkan suatu gerakan massa. Creep ditandai dengan adanya batang pohon yang melengkung, pagar atau dinding penahan yang bengkok, dan adanya riak tanah kecil atau pegunungan.

5. LATERAL SPREADS: umumnya terjadi pada lereng yang landai atau medan datar. Gerakan utamanya adalah ekstensi lateral yang disertai dengan kekar geser atau kekar tarik. Ini disebabkan oleh likuifaksi, suatu proses dimana tanah menjadi jenuh terhadap air, loose, kohesi sedimen (biasanya pasir dan lanau) perubahan dari padat ke keadaan cair.





BAB V
PENUTUP
 KESIMPULAN
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.

         Saran
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain :
Ø      Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
Ø      Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan)
Ø      Vegetasi kembali lereng-lereng.
Ø      Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor adalah :
Ø                  Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman
Ø                  Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman
Ø                  Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
Ø                  Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal
Ø                  Dan sebagainya




Daftar Pustaka